Beranda | Artikel
Berdoa Kesembuhan dan Berobat ke Thabib/Dokter Dilakukan Bersamaan
Kamis, 28 Mei 2015

Bismillah, ini catatan kami mengenai BC/share yang tersebar:

1. Shalat 2 rakaat meminta kesembuhan, bisa masuk ke shalat hajjah, bisa sembuh dengan izin Allah

2.  Membaca surat AlFatihah dan meniupkan ke air, ini ada atsarnya

Silahkan baca:

Bolehkah Membaca Doa/Ruqyah kemudian ditiupkan ke Air?

3. Bersedekah juga bisa menyebabkan kesembuhan dgn izin Allah

Silahkan baca:

Benarkah “Mengobati Orang Sakit Dengan Sedekah”?

4. Istigfar bisa jadi sebabnya sembuhnya penyakit karena penyakit bisa jadi karena dosa dan maksiat manusia

shalat, doa dan istiigfar adalah sebab syar’i

tetapi kita jangan lupa sebab kauniy juga (hukum sebab-akibat), sebab kauniy penyakit juga harus dihilangkan

Dan ini secara umum, bisa sembuh dgn shalat, sedekah dan doa tetapi itu sebab syari

Perlu tempuh sebab kauniy juga dan itulah hakikat tawakkal

Termasuk sebab kauniy adalah ke thabib/dokter yang mengetahui terapi penyakit

5. madu dan habbatus sauda masih general sekali, butuh thabib untuk jadi obat (jadi tidak benar sepenuhnya jika tidak perlu thabib atau ke dokter)

6. Perlu penjelasan ulama apakah semua herbal dan buah yg disebutkan dalam Alquran dan sunnah, apakah itu obat atau semata-mata hanya penyebutan saja

Jika memang obat  maka masih bahannya saja, butuh thabib/dokter yg meraciknya untuk jadi obat

dan Tidak mesti berurutan sesuai urutan itu

Bahkan keduanya sebaiknya berjalan bersamaan sebagai bentuk hakikat tawakkal:
1. sebab syar’i dan sebab kauniy ditempuh
2. kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah, apapun hasilnya adalah takdir terbaik Allah

Terdapat kisah Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyuruh seseorang agar berobat ke thabib menunjukkan itulah hakikat tawakkal

Ini juga praktek para ulama yang mereka lebih tahu dan paham mengenai alquran dan hadits, jika sakit mereka ke thabib/dokter

Perlu diingat bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diutus menjadi ahli pengobatan

Silahkan baca:

Rasulullah shalallahu ‘alaii wa sallam Tidak Diutus Menjadi Ahli Pengobatan

Wallahu a’lam

Mohon maaf:

Kami setuju sekali dengan BC/share tersebut karena membimbing pendekatan kepada Allah

hanya saja agar tidak ada salah persepsi kalau kesembuhan HARUS SESUAI dengan URUTAN tersebut. Meskipun ditulis tidak bermaksud harus sesuai urutan, tetapi persepsi setiap orang berbeda-beda

perlu kami jelaskan, karena tidak mesti menjadi urutan dan menimbulkan persepsi harus berurutan, baru ke dokter/thabib terakhir

Yang benar insyaAllah adalah BOLEH berbarengan dan ke thabib/ dokter juga. Karena hukum berobat itu bisa mubah, bisa sunah dan bisa wajib sesuai keadaannya

Misalnya kasus penyakit yang gawat, luka robek perdarahan hebat atau hipoglikemi dll, maka segera ke thabib/dokter

Kami juga kagum dan ingin tahu daerah mana di tanah suci yang demikian sehingga benar-benar tidak ada pasien yang sakit sama sekali dan tidak pergi ke klinik tersebut. Mungkin kita bisa belajar ke sana

Wallahu a’lam
mohon diskusi dan koreksi jika saya salah

Salam
dr. Raehanul Bahraen
(Pengasuh muslimafiyah.com)

____________
Kami cantumkan BC/share yang tersebar:

Ini dapat di grup sebelah

Ikhtiar Pertama Apabila Seorang Muslim Sakit?

Ada seorang dokter membuka klinik di Tanah Suci.
Selama 6 bulan praktek, tidak ada seorang pasienpun yang datang untuk berobat. Hingga beliau merasa heran, apakah orang-orang di sini tidak pernah sakit?


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/berdoa-dan-berobat-ke-thabibdokter-dilakukan-bersamaan.html